Minggu, 02 September 2012

TERIMAKASIH 
SUDAH MENGUNJUNGI BLOG INI :)

BLOG INI TIDAK SAYA UPDATE  DAN AKAN DI NON AKTIFKAN. JADI JIKA INGIN MEMBACA TULISAN SAYA, UNTUK SAAT INI BISA DI LIHAT DI CATATAN FB SAYA.

CEK FB: FARIDA ISFANDIARI / isfun_diary@yahoo.com

Minggu, 15 April 2012

FADEL MUHAMMAD Rekor Muri 81 Persen Suara, Sampai di Tendang dari Istana Sebelum Pukul 8

Saya mungkin tidak begitu tahu sepak terjang seorang Fadel Muhammad. Tapi saya cukup tertarik dengan dia apalagi setelah drama "reshuffle" kabinet indonesia bersatu jilid 2.

Gubernur Gorontalo, Ya mungkin itu yang membuat saya tidak lagi asing dengan nya.
Ia terpilih menjadi gubernur 2 periode. 2001 hingga tahun 2006. Dan bahkan di tahun 2006 ia mengantongi suara sebanyak 81 persen, tak ayal perolehan suara itu pun masuk dalam penghargaan REKOR MURI, karena menjadi jumlah suara tertinggi di pemilihan sejenis yang pernah berlangsung di Indonesia.

Sebagai seorang gubernur ia dapat dikatakan cukup berhasil memimpin Gorontalo.
Bahkan ia berani mengambil kebijakan intervensi terbatas dari Pemerintahan pusat yang ia rasa cukup menghambat pertumbuhan daerah.
Dalam hal hasil alam, Fadel berhasil membuat Gorontalo menjadi pengekspor jagung yang berkualitas, padahal sebelum ia memimpin, jagung harus di impor. Bahkan ia juga mendapat Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional tahun 2004-2006 (Piala abadi) dan sejumlah penghargaan lainnya semasa menjabat.

Tapi ditengah tengah,masa kepemimpinannya yang kedua, dan baru ia jalani dua tahun. Fadel dipinang menjadi Menteri kelautan dan perikanan. Tapi malang, belum selesai ia mengemban tugas nya menjadi Menteri, presiden memberhentikanya sebelum masa tugasnya yang seharusnya baru akan berakhir 2014.

Dalam pengakuannya di Metro TV sehari setelah pengumuman reshuffle. Dirinya mengaku kecewa atas keputusan presiden menganti posisinya dengan Cicip Syarif Sutardjo, yang sebenarnya juga berasal dari partai yang sama dengan nya, partai golkar.

Kekecewaan itu didasari bahwa ketika ia dipilih menjadi menteri,ia masih berstatus menjadi Gubernur, dan praktis ia harus meninggalkan posisinya itu. Tapi sekarang ketika dia menjadi menteri, ia di reshuffle bahkan pemberhentian dirinya sebagai menteri tanpa alasan dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Dan ia menambahkan, dirinya hanya dihubungi via telepon sekitar pukul delapan malam kurang 15menit perihal pengantian dirinya.

Reshuffle memang hak preogratif seorang presiden. Tapi bukan menjadi sebuah ke halal an untuk
 berlaku semena-mena. Ketika meminta menjadi menteri dengan cara yang baik seharusnya memberhentikanya pun harus dengan cara yang baik. Apalagi sampai sekarang belum ada alasan yang pasti kenapa fadel diberhentikan.

Disini menjadi tidak bijak ketika sebenarnya fadel bisa lebih bermanfaat bagi daerah, tetapi pemerintah mengambilnya. Dan saat ia sudah bersedia mengabdikan diri pada pemerintah pusat, pemerintah malah memberhentikannya secara sepihak.

Apakah memang dari awal tujuanya hanya seperti itu? Bongkar pasang tidak jelas. Tanpa tahu arah dan strategi berikutnya. Yang cukup disayangkan jika kemudian dimunculkan kasus kasus fadel yang seolah olah itulah penyebab dirinya diganti. Padahal menurut saya, toh sebelum menjadi gubernur pun ia sudah kaya dan sukses menjadi pengusaha, jadi tidak akan menjadi masalah bagi fadel jika ia harus diganti.

Di dalam tulisan ini saya tidak membela fadel. Mengenalnya pun tidak. Saya mencoba netral, tapi yang saya kecewakan adalah reshuffle itu sendiri.

Hanya seperti sebatas.
Berulang.


Bersambung.
22:11
senin, 24 oktober 2011

Mentri Perumahan Rakyat Saya Sudah Lupa

Sejenak menyimak reshuffle di tv sebentar saja,karena memang saya sudah muak dengan isu itu.
Isu yang seolah olah karena "reshuffle itu boleh dan sah sah saja" lantas presiden hobi me reshuffle.

Hal itu bisa menunjukkan, bahwa sesungguhnya presiden tidak yakin dengan kinerja dari mentri yang bahkan ia pilih sendiri sebelumnya.
Lantas ketika memilih seorang mentri,apa yang menjadi perhitunganya kah?
Koalisi partai?
Citra?
Kepentingan partai?
Saya malas untuk peduli.

Kembali, ke apa yang ingin saya tulis sedikit agar saya lega.
Disebutkan mentri perumahan rakyat akan di ganti?
Ternyata ada tho? Itu pertanyaan yang langsung terlintas dalam benak saya.

Dan selama ini apa ya kerjanya?
Ketika saya mengingat banyak rakyat yang harus tidur di emper emper toko, di dalam gerobak, rumah di tepi tepi kali yang sewaktu waktu dapat banjir, dikolong jembatan. Dan dimana itu bisa kita temui. Ya betul, di jakarta! Di daerah ibukota dimana kementrian itu bernaung juga di pusat pemerintahan berdiri.

Kondisi itu begitu timpang, ketika banyak kita lihat berdiri dengan megahnya apartemen apartemen,atau perumahan perumahan elit dan dengan leluasanya perusahaan properti berlomba lomba untuk menyediakan hunian yg layak untuk 'rakyat' tentu disini rakyat kelas atas. Yang tanpa disediakan pun mereka tentu sudah dapat menikmati 'rumah yang layak' ..

Lalu dimana peran mentri perumahan rakyat, ketika banyak perkampungan kumuh, yang sanitasi sangat buruk, perkampungan pinggir rel, rumah kardus dll.
Apakah ketidakmampuan 'rakyat' dalam hal membeli rumah, itu menjadikan mereka samasekali tidak mempunyai peluang untuk hidup dalam rumah yg 'layak'.
Apakah kesalahan mereka jika mereka memang tidak punya uang?
Lalu dimana peran kementrian perumahan rakyat untuk kemudian mengusahakan "perumahan untuk rakyat"

ini yang saya maksud,kementrian ini menjadi terlihat tidak jelas fungsi nya. Karena memang tidak difungsikan dengan jelas.

Bahkan mungkin banyak rakyat yang tidak tahu adanya kementrian ini.

Kementrian perumahan rakyat, mungkin sedang bekerja, hanya hasilnya yang masih belum begitu terlihat karena tidak sedikit rakyat yang membutuhkan perhatian dari kementrian ini.
Tetapi sejujurnya saya masih sangsi atas kinerja yang tentu seharusnya sudah di usahakan kementrian ini.

Pergantian siapapun, tidak akan berpengaruh banyak, kalau mentri yang menangani tidak mengetahui "apa yang benar benar rakyat butuhkan, dan apa yang bisa benar benar kementrian itu lakukan" untuk pada gol nya nanti, kementrian itu bisa benar benar memaksimalkan kinerja diranah kementrian dan nama yg melekat pada kementrian itu sendiri.

Bahkan ketika saya tahu bahwa lima hari sebelum pengumuman reshuffle ini, mentri terkait sudah mengundurkan diri terlebih dahulu.
Sebentuk kepesimisan, lagi lagi menjaga citra atau murni maksud baik.
Saya pikir seharusnya dari awal, mentri apapun yang sebenarnya tidak benar benar mampu dan tidak benar benar mau untuk mengabdikan dirinya pada negara seharusnya menolak menduduki jabatan mentri, dan sudah sewajarnya jabatan ini hanya boleh diduduki orang yang memang pantas. Bukan hitung hitung politik saja.

Jadi kalau perumahan rakyat ini dirasa tidak pernah berperan. Hapus saja. Dan alokasi kan dana gaji pegawai mentri dll dalam kementrian itu, untuk membangun perumahan rakyat, yg sesungguhnya.

Perumahan rakyat bukan perumahan pejabat.

Bersambung
senin, 23.17
17 oktober 2010